Rabu, 18 Mei 2011

PERJALANAN MENUJU PENSIUN

PERJALANAN MENUJU PENSIUN

Oleh HANAN WIHASTO, JAKARTA-BOGOR-YOGYAKARTA

Hidup adalah roda berputar
mengawali dari bawah dan mengakhiri ke bawah pula
Karier bisa saja melesat bak meteor
tetapi setinggi-tinggi meteor di angkasa
dia akan lengser juga, menyurut, dan menyusut….
Siapa pun bisa berada di puncak kejayaan
tetapi usia 55 tahun masuk Masa Persiapan Pensiun,
dan akhirnya tepat 56 tahun harus pensiun….
perpanjangan karier hanyalah soal waktu
kalau tidak dipensiun dalam pekerjaan
bisa pula dipensiun oleh kematian….
Hidup menjelang pensiun di tengah jamannya materialisme
adalah hidup yang merenggangkan manusia
dari rasa setia kawan, saling asih dan saling asuh,
oleh karena itu, mestinya berpisah itu adalah lumrah.
Berpisah pada hakekatnya hanyalah tercerabutnya
seseorang dari komunitas awal untuk pindah
ke komunitas lain yang lebih cocok
Berpisah adalah esensi dari eksistensi manusia
sebagai anggota suatu komunitas.
Lumrah, sebab komunitas sebagai penampung individu-individu
adalah fana belaka
Kita boleh berkawan, berkawin, berteman, bersekongkol,
berkolaborasi, tetapi sungguh sebetulnya….
kita ini sendiri di dunia ini.
dan akan sendiri pula di alam barzah nanti.
Berkawan adalah sementara.
barangkali waktu kuliah dahulu, waktu sekolah dahulu.
kita telah membuktikan bahwa
teman-teman dan sahabat-sahabat adalah sementara.
sebab barangkali kita akan tercerai berai
atau salah satu mati.
Pada akhirnya memang kita ini sendiri, sunyi.
kita adalah individu-individu yang harus bertanggungjawab
atas keberhasilan dan kegagalan kita sendiri.
sebab itu, jadilah dirimu sendiri, be your self.
sebab itu, tak perlu kita melankolis untuk menyesali kesunyian ini
sebab itu, tak perlu haru dan sendu
sebab ternyata komunitas yang satu
dengan mudah bisa tergantikan oleh komunitas yang lain.
Yang penting……berjalanlah pada jalan yang lurus…….
sebab jalan lurus itu pendek jaraknya, nikmat akhirnya!

******Juni-Juli-Agustus 2008