Senggang
Serba-serbi Honor Menulis di Media Masa
Oleh Ririn Handayani (dikutip dari KOMPASIANA)
Honor merupakan salah satu bagian terpenting dalam dunia menulis khususnya untuk tulisan di media cetak. Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya tentang masalah honor menulis. Tulisan ini sekaligus mencoba menjawab pertanyaan seputar masalah ini yang diajukan beberapa teman pada saya. Bahasan saya khususkan berdasarkan pengalaman pribadi (yang belum terlalu banyak menembus media), dan lebih khusus lagi untuk media cetak Koran.
1.Apakah setiap media (khususnya Koran) memberikan honor untuk tulisan yang dimuat?
Sebagian
besar media memberikan honor khususnya untuk Rubrik Opini atau sejenis
yang memang disediakan untuk publik. Selain Opini, rubric lain yang
sering juga diberi honor adalah Rubrik Resensi dan opini singkat seperti
rubric Gagasan di Jawa Pos. Kompensasi lain yang biasanya yang juga
diberikan media kepada penulis kadang berbentuk barang/merchandise atau
voucher. Biasanya media telah menyebutkan kompensasi apa yang akan
mereka berikan untuk setiap tulisan yang dimuat bersamaan dengan
keterangan ke mana tulisan bisa dikirim dan persyaratan teknisnya. Meski
sebagian besar media memberikan kompensasi untuk setiap penulisan yang
dimuat baik berupa uang atau barang, ada pula media yang memang tidak
menyediakan kompensasi apapun, biasanya Koran lokal atau media online.
2.Perlukah menyertakan alamat Rekening setiap mengirim tulisan atau menunggu tulisan dimuat terlebih dahulu?
Untuk
tulisan yang sudah pasti mendapat honor, kita harus menyertakan no
Rekening bersamaan dengan persyaratan teknis lain seperti scan KTP dan
foto diri bersamaan dengan pengiriman tulisan. Beberapa media sudah
mengharuskan penulisan no rekening sebagai salah satu persyaratan teknis
yang harus dilakukan penulis. Bagaimana jika tidak ada kejelasan apakah
media yang bersangkutan memberikan honor atau tidak? Saya biasanya
tetap menyertakan no rekening. Ini saya lakukan untuk mempermudah urusan
jika ternyata memang ada honor sehingga media tidak perlu repot
menanyakan no rekening saya atau justru honor tidak dikirim-kirim karena
tidak banyak media yang mau bersusah payah menanyakan no rekening
penulis.
3.Berapa kisaran waktu honor akan dikirim?
Ini
adalah pertanyaan yang cukup sering ditanyakan. Seperti telah saya
sebutkan di awal, cerita yang akan saya paparkan hanya berdasar
pengalaman pribadi dan sedikit pengalaman yang kebetulan saya ketahui.
Kisaran waktu paling umum adalah antara 2 minggu sampai 2 bulan. Dari
pengalaman saya, untuk tulisan yang pertama kali dimuat, biasanya lebih
lama, bisa sampai 2 bulan baru dikirim. Kata beberapa teman, ini bisa
terjadi karena data kita belum masuk dalam data base media. Saya
mengalami ini hampir pada semua tulisan pertama yang dimuat. Biasanya
untuk tulisan kedua dan selanjutnya, pengiriman honor akan lebih lancar.
Sebab lain bisa jadi karena memang data kita ketlisut (dalam hal ini
saya memaklumi orang yang mengurusi honor penulis juga manusiaJ)
sehingga honor tidak dikirim-kirim. Dalam hal ini dituntut sikap
proaktif kita untuk menanyakan hak kita sebagai penulis. Honor tidak
dikirim-kirim bisa juga karena kesalahan kita sendiri, misalnya tidak
menyertakan no rekening atau ada kesalahan penulisan.
4.Kapan waktu yang tepat untuk menanyakan honor yang tidak kunjung dikirim?
Berdasarkan
pengalaman saya dan beberapa teman, waktu yang cukup ideal untuk
menanyakan honor yang tak kunjung dikirim adalah antara 2-3 minggu
setelah tulisan dimuat karena ini memang rentang waktu yang umum bagi
media untuk mengirimkan honor penulis. Jika tulisan baru dimuat hari
ini, jangan terlalu cepat mengecek rekening, hanya berselang beberapa
hari atau satu minggu setelahnya karena hampir pasti honor belum
dikirim. Dua minggu adalah waktu paling cepat untuk mengecek rekening
apakah honor sudah dikirim atau belum. Jika belum, kita bisa bersabar
satu minggu lagi atau kalau memang sudah tidak sabar, tidak mengapa
langsung menanyakannya pada media yang bersangkutan.
5.Media apa yang paling tepat untuk menanyakan honor?
Ini
sebenarnya masalah personal tapi untuk saya pribadi, saya lebih suka
menanyakannya lewat email sama seperti email yang saya gunakan untuk
mengirim tulisan. Jadi, saya menanyakannya ke Bagian Redaksi yang dulu
menerima dan memutuskan memuat tulisan saya. Saya menjelaskan saya
siapa, judul tulisan dan waktu pemuatan tulisan, dan saya jelaskan juga
bahwa saya telah menunggu (misalnya sudah 2, 3 atau bahkan sudah 5
minggu) dari tanggal pemuatan. Sejauh pengalaman saya, redaksi cepat
meresponnya. Jawaban yang saya terima antara lain permintaan maaf atas
keterlambatan, akan segera meneruskan ke bagian keuangan bahkan biasanya
mereka juga memberikan no telepon atau email bagian keuangan yang biasa
mengurusi masalah honor. Biasanya saya langsung menanyakannya ke bagian
keuangan melalui email yang diberikan redaksi. Lagi, saya kurang suka
menanyakan langsung via telepon karena selain mahal menurut saya, itu
tidak efisien karena belum tentu yang bersangkutan yang akan menerima
langsung. Biasanya bagian keuangan akan cepat merespon email kita,
memberikan penjelasan mengapa honor tidak dikirim atau kepastian kapan
mereka akan mengirim. Kalau tidak ada respon dari bagian keuangan,
biasanya menurut pengalaman saya, honor akan segera dikirim beberapa
hari setelahnya. Telepon mungkin bisa jadi pilihan terakhir jika semua
upaya di atas telah kita lakukan namun tidak ada respon apapun dari
pihak media.
6.Apakah kita akan ditelepon jika honor sudah dikirim?
Ini
juga pertanyaan yang sering ditanyakan, sama dengan pertanyaan apakah
kita akan ditelepon/diberitahu kalau tulisan kita akan dimuat.
Berdasarkan pengalaman saya, sangat sedikit media yang menelepon penulis
(apalagi penulis pemula) untuk memberitahu bahwa tulisan mereka akan
dimuat atau honor sudah dikirim. Jadi kita dituntut untuk punya
inisiatif sendiri dan bersikap proaktif. Ini bagian dari sikap
professional seorang penulis.
Karena
proses di atas cukup lama, umumnya honor dikirim paling cepat dua
minggu dan bisa dua bulan untuk tulisan pertama, kita harus ekstra
sabar. Baik terhadap waktu tunggu yang cukup lama atau mungkin saat
berhadapan dengan orang-orang media yang lamban merespon. Semoga sedikit
pengalaman di atas bermanfaat….