Rabu, 29 Oktober 2014

TUJUH DOSA BESAR



TUJUH DOSA BESAR
Oleh : HANAN WIHASTO, SHARIA DIVISION

Setiap manusia pasti melakukan dosa, dan sebaik-baik orang yang melakukan dosa adalah orang yang bertaubat” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah). Dari sabda Rasulullah di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwasannya tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak melakukan dosa. Akan tetapi Rasulullah memberikan kabar gembira bagi siapa saja dari umatnya  yang ingin bertaubat dari dosa dengan sebutan “sebaik-baik orang yang melakukan dosa”. Oleh karena itu, manusia yang terbaik adalah manusia yang banyak bertaubat dari dosa-dosanya.
Pembagian dosa
Menurut para ulama, dosa dibagi menjadi dua, yaitu dosa besar dan dosa kecil. Dosa kecil ialah setiap kemaksiatan yang dilakukan karena alpa atau lalai dan tidak henti-hentinya orang itu menyesali perbuatannya, sehingga rasa kenikmatannya dengan maksiat tersebut terus memudar. Adapun pengertian dosa besar ialah setiap dosa yang mengharuskan adanya had (hukuman) di dunia, atau yang diancam oleh Allah dengan neraka, laknat, atau murka-Nya. Dari kedua pembagian dosa di atas, kita akan memfokuskan pembahasan pada dosa-dosa besar dan contoh-contohnya.
Contoh-contoh dosa besar
Nabi Muhammad shallallāhu ’alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan”. Para sahabat bertanya, “Apa itu?”. Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan benar, memakan harta anak yatim, memakan riba, melarikan diri dari peperangan, menuduh berzina wanita-wanita mukminah yang suci.” (HR. Bukhari dan Muslim)

[1] Syirik
Para pembaca yang semoga dirahmati Allah, tentu banyak dari kita sudah sering mendengar perkara ini, bahkan sebagian kita mungkin saja ada yang sudah bosan mendengarnya. Memang sudah sangat sering kita mendengarkan permasalahan syirik, namun banyak dari kita yang masih saja terjerumus kedalamnya secara sadar atau tidak sadar. Padahal Allah telah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Ia mengampuni dosa yang levelnya di bawah syirik bagi siapa yang Ia kehendaki” (QS. An Nisaa : 48). Bahkan di dalam ayat lain, Allah mengancam pelaku kesyirikan dengan neraka, sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Barangsiapa yang menyekutukan Allah, sungguh Allah telah mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka” (QS. Al Maa-idah : 72). Allah dengan tegas menyatakan bahwa perkara kesyirikan merupakan sebuah perkara yang dapat menyeret pelakunya ke dalam neraka. Maka apakah kita tidak lagi tertarik untuk mempelajari perkara ini?
[2] Sihir
Sihir merupakan sebuah perkara yang sudah terkenal di masyarakat. Sihir banyak sekali macamnya. Mulai dari jengges, pelet, santet, dan masih banyak lagi. Ternyata praktek ini juga sudah ada sejak zaman dahulu. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang peperangan Nabi Musa dengan para penyihir fir’aun di dalam surat Thaha yang berakhir dengan penyaliban para penyihir tersebut oleh fir’aun karena keimanan mereka. Akan tetapi ada yang berbeda dari praktek sihir yang ada di zaman sekarang. Kami telah melihat beberapa waktu lalu, ada seorang dukun yang mengaku-ngaku sebagai seorang ustadz dan ia memberikan pengobatan kepada pasiennya melalui sihir. Maka berhati-hatilah wahai saudaraku sekalian!
[3] Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan benar
Dewasa ini, sangat mudah sekali kita menjumpai pembunuhan dengan beragam motifnya. Karena hutang, perampokan, bahkan ada yang lebih parah lagi, hanya gara-gara rebutan lahan parkir, sebagian dari kita saling membunuh. Na’udzubillah. Sudah lupakah kita dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Barangsiapa yang membunuh seorang mu’min secara sengaja, maka balasannya ialah neraka jahannam yang ia kekal didalamnya, Allah murka kepadanya dan melaknatnya. Lalu Ia akan menyiapkan siksaan yang besar” (QS. An Nisaa : 93). Maka apakah kita tidak takut dengan ancaman Allah pada ayat di atas, dengan balasan neraka jahannam bagi para pembunuh?
[4] Memakan harta anak yatim
Dan salah satu dosa besar yang kerap terjadi adalah memakan harta anak yatim. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang memakan harta anak yatim secara zhalim, maka sesungguhnya mereka telah memasukkan api ke dalam perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala” (QS. An Nisaa : 10). Apabila kita telah diberi amanah oleh seseorang untuk mengelola dana untuk keperluan anak yatim, maka janganlah sekali-kali kita berani memakannya dengan cara yang zhalim. Apalagi jika kita sampai mengkorupsi harta tersebut, karena Allah telah mengancam orang-orang yang melakukan hal tersebut dengan neraka yang menyala-nyala. Maka berhati-hatilah terhadap harta anak yatim wahai saudaraku.
[5] Memakan riba
Riba merupakan sebuah duri yang banyak manusia tertusuk olehnya. Akan tetapi anehnya, banyak dari mereka yang tidak merasakan sakitnya. Bahkan mereka merasa manis dengan tusukan-tusukannya. Bunga yang ditawarkan oleh bank-bank konvensional merupakan daya tarik tersendiri bagi orang yang tidak tahu. Namun sejatinya kita harus mengetahui bahwasannya riba merupakan sebab peperangan yang Allah umumkan kepada hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya (yang artinya), “Maka jika mereka tidak mengerjakannya (meninggalkan riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (QS. Al Baqarah : 279). Apabila Allah telah mengumumkan peperangan kepada seorang hamba, maka apalagi yang bisa ia lakukan?
[6] Melarikan diri dari peperangan
Sungguh pembaca yang budiman, sikap di atas merupakan sikap yang dibenci oleh Allah. Allah mengancamnya dengan firman-Nya (yang artinya), “Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk siasat perang atau hendak bergabung dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan kemurkaan Allah, dan tempat kembalinya ialah neraka jahannam, dan amat buruklah tempat kembalinya” (QS. Al Anfal :16). Dan hanya kepada Allah kita memohon keberanian.
[7] Menuduh wanita mukminah yang suci telah berzina
Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita baik-baik yang lemah dan beriman berbuat zina, maka mereka dilaknat di dunia dan di akhirat dan bagi mereka siksaan yang besar” (QS. An Nur : 23). Maka siapapun orang yang menuduh wanita mukminah telah melakukan perzinaan tanpa bisa mendatangkan empat orang saksi, sungguh dia akan masuk ke dalam ancaman Allah pada ayat di atas apabila ia tidak bertaubat.

***************
(Dikutip dari berbagai sumber : internet, pengajian Senin-Kamis masjid Al-Ihsan BTN, dan lain-lain).

Senin, 27 Oktober 2014

TETAPLAH SELALU BERSYUKUR ATAS APA YANG DIBERIKAN OLEH-NYA

TETAPLAH SELALU BERSYUKUR ATAS APA YANG DIBERIKAN OLEH-NYA (JADILAH ORANG YANG CERDAS DALAM BERSYUKUR......, NISCAYA KAMU AKAN BERBAHAGIA).


Dunia di mana kita hidup, Allah menganugerahkan banyak pertolongan bagi manusia. Semua kebutuhan makhluk hidup disediakan dengan mudah; tiada sesuatu apapun yang terlewat.
Sebagai contoh; mari kita berpikir tentang diri kita. Dari saat kita bangun tidur, kita memerlukan banyak hal dan menemukan beragam keadaan. Singkatnya, kita dapat bertahan hidup karena banyaknya pertolongan yang dilimpahkan kepada kita.
Kita mampu bernapas; segera setelah kita bangun tidur. Kita tidak pernah mengalami kesulitan dalam melakukannya, hal tersebut disebabkan oleh karena sistem pernafasan kita dapat berfungsi dengan baik. Kita mampu melihat; segera setelah kita membuka mata kita. Pemandangan yang jauh serta jelas, semuanya dalam bentuk tiga dimensi dan penuh dengan warna-warni, dapat dilihat dengan mata kita, tentu saja hal ini disebabkan oleh karena desain mata kita yang unik. Kita mencicipi beragam rasa. Kebutuhan yang berbeda-beda akan vitamin, mineral, karbohidrat atau protein yang terkandung dalam makanan yang kita makan, serta bagaimana kelebihan nutrisi ini disimpan atau digunakan di dalam tubuh tidak pernah merisaukan kita. Lagi pula, kita hampir tidak pernah memikirkan bahwa terjadi proses yang rumit di dalam tubuh kita. Ketika kita memegang suatu benda dengan tangan kita, kita langsung dapat mengetahui apakah benda tersebut lembut atau keras. Terlebih lagi, kita tidak perlu berpikir untuk melakukan hal ini. Banyak hal-hal kecil seperti itu yang terjadi dalam tubuh kita. Organ-organ tubuh yang bertanggung jawab untuk melaksanakan hal-hal ini mempunyai mekanisme yang rumit. Fungsi tubuh manusia hampir sama seperti sebuah pabrik yang besar dan kompleks. Tubuh ini merupakan salah satu anugerah terbesar yang diberikan kepada manusia semenjak manusia menjadi khalifah di muka bumi ini. Dalam hal ini, ada sebuah pertanyaan yang perlu dijawab: bagaimanakah bahan baku yang diperlukan untuk mengoperasikan “pabrik” ini disediakan? Dengan kata lain, bagaimana air, udara, dan semua nutrisi yang penting untuk kehidupan tersedia?
Mari kita berpikir tentang buah-buahan dan sayur-sayuran. Semangka, melon, ceri, jeruk, tomat, lada, nenas, murbei, anggur, terong…semuanya berasal dari biji-bijian dan tumbuh dalam tanah, dan biji-biji tersebut kadang-kadang memiliki struktur yang keras seperti kayu. Walaupun demikian, sambil mempertimbangkan hal-hal ini, kita harus menjauhi kebiasaan cara berpikir dan menerapkan metode yang berbeda. Dengan membayangkan nikmat rasa serta bau buah arbei atau bau buah melon yang tidak pernah berubah. Pikirkan, berapa banyaknya waktu dan energi yang dihabiskan dalam laboratorium guna menghasilkan bau yang sama dan tentang percobaan-percobaan yang berulang kali dilakukan tetapi selalu gagal. Tentu saja, hasil yang diperoleh oleh para ilmuwan di dalam laboratorium membuktikan bahwa tidak ada yang lebih baik selain imitasi gagal mereka; apabila dibandingkan dengan pasangan alamiahnya. Beragam rasa, bau dan warna di alam justru memberikan tanda-tanda yang tak tertandingi. Bahwa semua sayuran dan buah-buahan memiliki bau dan rasa tersendiri serta mempunyai ciri khas warna yang berbeda-beda merupakan hasil kreasi yang diciptakan khusus untuk mereka. Hal itu semua merupakan karunia yang diberikan Allah atas manusia. Hampir sama dengan hal di atas, binatang juga diciptakan untuk manusia. Terlepas dari kegunaannya sebagai makanan, manusia melihat bahwa bentuk fisik binatang-binatang tersebut memberikan daya tarik tersendiri. Ikan, batu karang, bintang laut yang menghiasi kedalaman laut dengan warna-warnanya yang indah, beragam burung yang habitatnya memesonakan atau kucing, anjing, lumba-lumba dan penguin…mereka semua merupakan karunia Allah. Allah menekankan hal ini dalam banyak ayat:
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. 45:13)
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 16:18)
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. 14:34)
Makhluk hidup yang telah dijelaskan di atas hanyalah merupakan sebagian kecil dari karunia dan keindahan yang Allah limpahkan. Ke mana saja kita berjalan, kita melintasi hasil ciptaan yang mencerminkan tanda-tanda kebesaran Allah. Allah adalah Maha Pemberi Rezeki, Maha Halus, Maha Dermawan, Maha Baik. Sekarang, lihatlah sekeliling anda dan berpikirlah. Dan jangan pernah menafikan kenyataan bahwa segala sesuatu yang anda miliki merupakan karunia untuk anda dari sang Pencipta diri anda.
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. 16:53)
sumber : www.harunyahya.com/indo/HANANWIHASTO.