Senin, 07 Mei 2012

DUA KALI DITOLAK SEKOLAH KINI ALFA MERASA COCOK DI TARUNA IMANI


BERBAGI

Berbagi

Dua Kali Ditolak Sekolah,
Kini Alfa Merasa Cocok di Taruna Imani


Ahmad Alfarisi Haslan (Alfa), putra kedua pasangan Bapak Hanan Wihasto, SE, MM dan Ibu Sapta Wulandari adalah seorang anak semi autis yang mengalami hambatan tumbuh kembang di masa kecilnya karena kondisi fisik dan gangguan perilakunya. Sejak Bapak Hanan menduduki jabatan sebagai Kepala Cabang Bank BTN Kantor Cabang Syariah Yogyakarta, Alfa yang dahulu sekolah di Bogor pun dicarikan sekolah yang sesuai untuk kondisi gangguan perilaku yang dialaminya. Setelah mendaftar dan menjalani tes masuk jenjang sekolah dasar di dua SD di wilayah Yogyakarta, dua kali juga Alfa ditolak dengan terang-terangan oleh SD yang bersangkutan tersebut. Namun kedua orang tua Alfa tidak patah semangat dan akhirnya mereka menemukan sekolah yang sesuai dengan kondisi sang buah hati, yaitu Taruna Imani. Bagaimana liku-liku kisah seorang anak semi autis yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SD Taruna Imani ini. Ikuti wawancara tim redaksi Aulade dengan Bapak dan Ibu Hanan Wihasto di tempat kediamannya, Perum Nogotirto Elok II Blok D / 46 Gamping, Godean, Sleman berikut ini.

Tumbuh Kembang Alfa yang Terhambat
Alfa dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 November 1998. Alfa menjalani masa kecilnya sampai berumur 11 bulan di kota hujan tersebut. Karena bulan Oktober 1999 kami sekeluarga pindah ke Bandung. Masa kecil Alfa memang mengalami hambatan pada tumbuh kembangnya. Sejak umur 4 bulan ia mengalami penyempitan flek dan kurang lebih umur 10 bulan terdeteksi memiliki kelainan berupa gangguan jantung. Di usia 10 bulan itulah ia harus menjalani operasi di rumah sakit. Hambatan tumbuh kembangnya bukan itu saja. Umur 15 bulan yang seharusnya jika anak normal sudah bisa berjalan, Alfa justru lemah dan belum bisa apa-apa. Alfa belum menampakkan tanda-tanda untuk bisa berjalan. Akhirnya Alfa menjalani fisioterapi “jalan” di Bandung. Pada awalnya dia kalau berjalan kesot dan mundur tapi cepat sekali. Saat usia Alfa 27 bulan, Alfa baru bisa berdiri dan akhirnya dapat berjalan. Selain kemampuan motorik kasarnya terhambat, Alfa juga mengalami hambatan pada kemampuan berbicaranya. Sebenarnya Alfa sempat bisa berbicara sebelum berjalan, namun kemampuan berbicaranya menjadi hilang setelah ia bisa berjalan. Hal ini menyebabkan kami sekeluarga menjadi heran. Kemudian Alfa kami ikutkan untuk menjalani terapi wicara. Kurang lebih 1 tahun di Bandung, kami pindah lagi ke Bogor. Setelah menjalani berbagai macam terapi secara rutin di Bogor, Alfa mendapat surat rekomendasi yang menyatakan bahwa anak ini mampu untuk dimasukkan di sekolah umum. Karena mendapat amanah tugas dinas di Jogjakarta, tahun 2005 kami sekeluarga juga pindah ke Jogjakarta.

Dua Kali Ditolak Sekolah
Setelah menjalani terapi di Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Dr. Sardjito, Alfa di sarankan untuk masuk ke SD Negeri atau SD Umum. Sewaktu mendaftar di sebuah SD Negeri kami diterima oleh bapak-bapak. Tetapi begitu melihat Alfa kurang bisa berinteraksi dan tentunya pihak sekolah juga sudah menangkap bahwa Alfa termasuk anak yang berkebutuhan khusus, pihak sekolah langsung berkata : “Mohon maaf Pak, di sini kami menangani anak-anak yang normal saja sudah kewalahan. Kami tidak berani menerima putra Bapak, silahkan mencari sekolah lain saja.” Tetapi Alfa sempat dicoba bersekolah di SD tersebut selama beberapa hari. Setelah dicoba beberapa hari Alfa disarankan untuk pindah sekolah karena pihak sekolah tidak mampu menanganinya. Meskipun sedikit sudah bisa baca-tulis namun untuk sosialisasi masih sangat kurang. Kemudian Alfa kami daftarkan ke salah satu sekolah swasta di Jogja. Sewaktu dites, kertas dan bukunya dilemparinya dan begitu melihat sikap Alfa, gurunya sedikit tersinggung. Akhirnya Alfa pun tidak diterima di SD tersebut. Disela-sela kebingungan mencari sekolah yang dapat menerima Alfa apa adanya, akhirnya kami mendapat informasi bahwa Sekolah Islam Berbakat Taruna Imani mampu menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus. Akhirnya kami memutuskan untuk memasukkan Alfa ke Taruna Imani.


Tertarik karena Ada Nuansa Islaminya
Ketika kami datang ke Taruna Imani, kami mendapat sambutan yang begitu mengesankan dan familyer. Kami juga tertarik karena seperti ada nuansa Islaminya. Guru-gurunya juga sangat familer. Selain itu, Taruna Imani bisa menerima anak-anak dengan kondisi apa adanya. Semakin hari kami semakin yakin dengan pelayanannya, terutama kedekatan guru kepada anak-anak didik, guru-gurunya memperlakukan anak-anak didik dengan penuh kasih sayang. Kami melihat metode pembelajarannya juga bagus dan menurut kami unik. Anak-anak bisa berbaur menjadi satu antara yang normal dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Pola dasar pendidikannya mengarah pada penerapan akhlaq dan budi perkerti yang diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu penanaman sifat jujur, amanah dan bertanggung jawab yang selalu di tekankan di sekolah.

Perkembangan Alfa Selama di Taruna Imani
Setelah beberapa minggu sekolah di Taruna Imani, Alfa banyak bercerita tentang teman-temannya di sekolah. Setiap kejadian yang ia ingat di sekolah, sampai di rumah ia ceritakan kepada kami sekeluarga. Hal ini berarti Alfa merasa senang sekolah di Taruna Imani. Alhamdulillah, setelah kurang lebih setengah semester sekolah di Taruna Imani Alfa mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari sikap dan perilaku dia yang telah menunjukkan banyak sekali kemajuan. Meskipun baru setengah semester, terus terang Alfa mulai teratur. Begitu pula dengan kedisiplinannya. Selain itu dia juga sudah bisa makan sendiri. Awalnya Alfa tidak suka makan, yang ia suka hanya biskuit. Tetapi sekarang makannya bervariasi karena di sekolah pun dia makannya berganti-ganti. Akhirnya sekarang dia mau makan jajanan pasar sekalipun.
Alfa menjadi senang masuk sekolah. Ia juga tertarik untuk bermain bersama teman-temannya. Alfa sekarang sudah mulai mengenal teman-temannya di sekolah. Bila pulang sekolah ia selalu cerita pengalaman barunya di sekolah, menyebutkan satu per satu nama-nama temannya di sekolah. Ketika berada di sekolah, Alfa juga sering menyapa siapa pun, menanyakan siapa namanya, baik teman-temannya maupun orang tua atau wali murid teman-temannya. Begitu pula ketika suasana pulang sekolah, apabila ada orang tua atau wali murid menjemput putra atau putrinya, Alfa akan bertanya dengan gayanya yang khas : “Mau menjemput siapa?” Kemudian ia akan memanggilkan nama si anak yang dijemput tersebut.
Dari segi akademik, Alfa juga sudah mulai bisa mengerjakan soal-soal perkalian. Waktu itu saya melihat sendiri akting dia waktu mengerjakan soal matematika. Tangannya mengarah di kepala sambil memegang pensil, kelihatannya dia sedang berpikir. Tak lama kemudian, dia memberi jawaban dan ternyata hasil jawabannya benar. Tandanya ia paham dan mengerti penyelesaian soal-soal tersebut.
Di rumah pun, Alfa mulai terlihat mandiri. Ketika mau dimandikan, Alfa selalu bilang :”Aku sudah mandiri, Bu......”. Kami juga terharu melihat Alfa ternyata bisa melipat bajunya sendiri. Biasanya kalau di rumah, ia hanya bisa membantu membuang sampah tetapi sekarang bisa membantu melipat baju.

Harapan untuk Taruna Imani
Terus terang kami belum menemukan kekurangan yang bersifat prinsip di Taruna Imani, hanya saja kami berharap semoga Taruna Imani segera memiliki gedung sendiri. Begitu pula dengan layanan antar jemputnya, semoga dapat ditambah. Kami juga berharap pendidikan di Taruna Imani bisa terus berlanjut, tidak hanya sampai di jenjang sekolah dasar saja, tetapi bisa berlanjut sampai ke jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.


Sebagaimana dituturkan oleh keluarga Bapak Hanan Wihasto, SE
(Hasil wawancara dengan redaksi Bulletin “Aulade” :Taruna Imani)