Rabu, 22 April 2015

Bapak, ini untukmu...

Secara tak sengaja saya membaca BLOG anakku, luar biasa, aku terharu (mbrebes mili...),  karena isinya sangat "menyentuh". TERIMA KASIH ANAKKU... SEMOGA KAU SUKSES MENJALANI KEHIDUPAN DUNIA YANG FANA INI, TETAP JADI ANAK YANG SHOLEHA DAN INSYA ALLOH KITA BERKUMPUL BERSAMA-SAMA DENGAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN, SHOLIHIN, TABIIN, NABIIN,DI SURGA KELAK.

Bapak, ini untukmu...


Detik-detik menjelang keberangkatanmu menuju kota pintu rizkimu, izinkan aku tuk menumpahkan perasaanku yang sudah tak kuat lagi untuk kubendung.
Selalu ada cerita yang kau bawa saat kau kembali berkumpul bersama kami, termasuk di dalamnya kau berusaha hasut aku hingga jauh ke dasar pemikiranku agar aku bisa lebih darimu kelak.
Andai kau tahu apa inginku, aku ingin kau bawa aku bersamamu, menemanimu. Walau ku tahu kita tetap tak bisa bersama sepanjang waktu, karena kita sudah disibukkan dengan dunia kita masing-masing. Tapi itu tetap tak apa bagiku. Berharap aku dapat mengurangi rasa sepimu. Biarlah aku dibuat tenang sedikit. Dan lenyapkan keragu-raguan yang membayang tentangmu.
Rasa takutku juga tak belum juga sirna hingga kini adalah bila aku tak dapat menyenangkanmu. Aku dengan egoku yang tak dapat dipisahkan kerap membuatmu pastinya tidak bahagia. Kau tentukan aku dengan jalan lain yang sama sekali belum aku pahami. Bukannya aku tak mau turuti perintahmu, bukannya aku ingin sok-sokan dengan mimpiku, bukannya aku meremehkan maumu. Sesungguhnya aku takut impian yang selama ini ku rajut nyatanya tidak seperti kehendakmu. Aku punya mimpi sendiri yang membuatku bahagia dan bergairah menjalani hidup ini, aku bahagia karena aku yakin akan memilikinya sesegera mungkin. Tapi semuanya semu bagiku bila kau tidak meridhoinya. Semoga aku dapat buktikan bahwa aku mampu menggenggam mimpi pilihanku, dan kau akan tersenyum bangga melihatku.
Ya Allah, jadikan aku permata hatinya yang baik. Tanamkanlah jiwanya pada diriku. Jiwanya yang luar biasa, tak mudah menyerah, semangat, berani, tekun, pekerja keras, dan jiwa kepemimpinannya yang mulia.
Ya Allah, aku rindu kebersamaan dengannya. Tapi bila aku tetap tidak dikehendaki untuk menemaninya, kumohon agar Kau yang menjaganya di siang dan malamnya, Kau melindungi dari godaan-godaan dunia yang menggila di kotanya, Kau menolongnya saat ia sudah mulai beranjak jauh dariMu, dan berilah selalu kasihMu yang tak terbatas.
Bapak, kaulah malaikat di keluarga ini. Kaulah yang kami tunggu-tunggu kedatangannya setiap hari Sabtu dini hari, kaulah yang kami tunggu-tunggu di setiap bunyi telepon rumah yang bordering, kaulah yang selalu berusaha memberikan secara adil permintaan kami. Kami mencintaimu. Jarak yang membentang tidak akan pernah bisa pudarkan sedikitpun rasa cinta ini.
Minggu, 14 Agustus 2011
12.54 AM
Salam Rindu,
Permata hatimu yang amat mencintaimu